brangol.desa.id Sejarah Desa Menurut sumber cerita dari para sesepuh Desa Brangol masa kini, dan dari berbagai sumber yang dapat ditelusuri dan digali tentang asal – usulnya, bahwa terjadinya desa Brangol memiliki banyak versi cerita yang cukup bervariasi. Hal tersebut disebabkan oleh banyaknya tempat yang dikeramatkan ataupun kejadian –kejadian jaman dahulu oleh masyarakat yang kemudian dijadikan sebuah nama.
Konon ceritanya, nama Brangol tercermin dari kejadian pada waktu prajurit Mataram yang akan menyeberang sungai, pada waktu itu di sungai tersebut ada tonggak kayu yang nongol atau menonjol untuk menyebrang, sehingga oleh prajurit Mataram kejadian tersebut di gabung antara nyebrang dan kayu nongol menjadi kata “Brang”-“ngol” yang selanjutnya di sabdakan “mbesok yen enek rejaning jaman diarani Deso Brangol” (lg.Java) yang di saksikan para prajurit mataram dan warga sekitar. Akhirnya sabda tersebut menjadi kenyataan dan daerah tersebut menjadi sebuah desa ini dinamai pula desa “Brangol”. Awalnya desa brangol hanya meliputi wilayah Tawangrejo,Sumberjati, dan Ndawung.
Warga desa Brangol yang terkenal sejak jaman dahulu sebagai masyarakat yang penyabar dan suka menolong sesama serta semangat gotong royong yang sangat tinggi, dapat ditelusuri dan dilihat dari kejadian yang terpuji yaitu pada suatu ketika ada orang yang meninggal di tengah sawah tepatnya di dusun Puntuk Desa Sambiroto Kecamatan Padas (bukan penduduk desa Brangol) yang tidak terurus/terlantar, oleh masyarakat Brangol Mayat tersebut diramut (di kubur dengan baik). Sebagai penghargaan atas kebaikan dan ketulusan masyarakat Brangol, dusun puntuk yang dulunya wilayah Desa Sambiroto diberikan kepada Desa Brangol, yang pada waktu itu wilayah puntuk mempunyai luas 11 kulen wilayah sawah dan diberi juga satu pamong (Perangkat Desa) beserta bengkoknya ( 13 are ). Sedangkan wilayah pemukiman langsung digabungkan dengan Desa Brangol juga.
Peninggalan sejarah Desa Brangol yang sampai saat ini masih diuri – uri adalah Sendang yang terletak di Dusun Puntuk dan Punden Dusun Brangol.Sampai sekarang Masyarakat masih menganggap keramat sehingga setiap tahun sekali sebelum Muharam (hari Senin Kliwon )mengadakan upacara adat ‘Nyadran’ untuk bersih Desa agar masyarakat tetap diberi keselamatan dan hasil panen melimpah.Upacara adat tersebut dengan cara selamatan dan tayuban. Seiring perkembangan zaman Tayuban di ganti dengan Tahlil dan Pengajian.
Adapun Desa Brangol dibagi menjadi 2 dusun, yaitu :
Tidak banyak yang tahu tentang berapa lurah yang sudah pernah memimpin desa Brangol Namun dari beberapa sumber, paling tidak Desa Brangol sudah pernah mengalami 12 kepemimpinan (2 Lurah dan 10 Kepala Desa).
Para pejabat Kepala Desa Brangol semenjak berdirinya Desa Brangol adalah sebagai berikut :
NO |
NAMA |
MASA JABATAN |
KETERANGAN |
1 |
KRIYO SONO |
1880 - 1898 |
Kades Pertama |
2 |
GABLOK |
1898 - 1900 |
Kades Kedua |
3 |
SONOREDJO |
1900 - 1924 |
Kades Ketiga |
4 |
GUNOREDJO |
1924 - 1943 |
Kades keempat |
5 |
DJOYO SUWARNO |
1943 - 1963 |
Kades Kelima |
6 |
SUDJI |
1963 - 1965 |
Kades Keenam |
7 |
SAPARI |
1966 - 1968 |
Kades Ketujuh |
8 |
SOEJONO |
1968 - 1976 |
Kades Kedelapan |
9 |
SOEWANDI |
1976 - 1982 |
Kades Kesembilan |
10 |
DJIRIN MULYO ADMOJO |
1982 - 2002 |
Kades Kesepuluh |
11 |
YONO |
2002 - 2014 |
Kades Kesebelas |
12 |
HARUN ALRASYID, SE |
2015 - Sekarang |
Kades Keduabelas |
Video Pendek Cerita Asal Usul Desa Brangol